Halaman

Jumat, 12 Oktober 2012

Surat Al - 'Adiyat

بسم الله الرحمن الرحيم

wal'aadiyaati dhabhaa
[100:1] Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah,
[100:1] I swear by the runners breathing pantingly,

falmuuriyaati qadhaa
[100:2] dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya),
[100:2] Then those that produce fire striking,

falmughiiraati shubhaa
[100:3] dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi,
[100:3] Then those that make raids at morn,

fa-atsarna bihi naq'aa
[100:4] maka ia menerbangkan debu,
[100:4] Then thereby raise dust,

fawasathna bihi jam'aa
[100:5] dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh,
[100:5] Then rush thereby upon an assembly:

inna l-insaana lirabbihi lakanuud
[100:6] sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya,
[100:6] Most surely man is ungrateful to his Lord.

wa-innahu 'alaa dzaalika lasyahiid
[100:7] dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya,
[100:7] And most surely he is a witness of that.

wa-innahu lihubbi lkhayri lasyadiid
[100:8] dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta.
[100:8] And most surely he is tenacious in the love of wealth.

afalaa ya'lamu idzaa bu'tsira maa fii lqubuur
[100:9] Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur,
[100:9] Does he not then know when what is in the graves is raised,

wahushshila maa fii shshuduur
[100:10] dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada,
[100:10] And what is in the breasts is made apparent?
inna rabbahum bihim yawma-idzin lakhabiir
[100:11] sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan mereka.
[100:11] Most surely their Lord that day shall be fully aware of them.
          Surah ini dimulai dengan sumpah menyangkut serangan tiba-tiba yang dilakukan dengan mengendarai kuda-kuda atau unta-unta yang berlari kencang dengan terengahengah, mencetuskan api dengan pukulan kuku kakinya. Serangan itu demikian tiba-tiba, apalagi terjadi di pagi hari saat lawan tengah tertidur lelap. Ia sedemikian gencar sehingga menerbangkan debu dan para penyerang menyerbu ke tengah kelompok musuh yang merasa diri mereka kuat.
Pelajaran Yang Dapat Dipetik Dari Ayat 1-5
1. Al Qur’an dalam penjelasannya tidak jarang memberi ilustrasi dan tamsil untuk hal-hal yang abstrak dan tidak/sulit terjangkau nalar, seperti halnya ayat-ayat di atas. Demikian jugalah hendaknya para pengajar terhadap peserta didiknya.
2. Hari Kiamat tidak diketahui kapan datangnya. Karena itu hendaklah yang percaya tentang keniscayaannya selalu siap agar tidak didadak/dikejutkan olehnya.
Inti Sari Kandungan Ayat 6-11
      Melalui ayat yang lalu, Allah bersumpah untuk meyakinkan manusia tentang hakikat kerugian besar yang pasti akan dialami oleh mereka yang ingkar dan tidak mensyukuri nikmat Allah. Ayat 6 dan 7 menegaskan bahwa: Sesungguhnya jenis manusia secara umum, dan lebih-lebih yang durhaka, sangat kikir, dan ingkar terhadap Tuhan yang memelihara dan selalu berbuat baik kepadanya; dan sesungguhnya manusia itu secara pribadi menjadi saksi atau menyadari dirinya bahwa dia memang demikian, yakni kikir dan durhaka. Dia kikir dan durhaka—menurut ayat 8—karena cintanya kepada al-Khair (harta)36 meluap-luap dan berlebih-lebihan. Ayat 9 dan 10 melanjutkan kecaman surah ini melalui satu pertanyaan, yaitu: “Maka jika demikian itu halnya manusia yang kikir dan durhaka, apakah dia tidak mengetahui apa yang akan dialaminya apabila dibongkar dengan mudah apa yang ada di dalam kubur dan dilahirkan serta dipisahkan apa yang ada di dalam dada dari kebaikan dan keburukan?”
Selanjutnya, penutup surah ini menegaskan hakikat yang tidak boleh dilupakan oleh siapa pun yaitu: Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui sikap dan aktivitas seluruh makhluk. Pengetahuan-Nya itu akan jelas terlihat oleh semua makhluk termasuk mereka yang kikir dan durhaka itu, lebih-lebih pada hari dibongkarnya segala sesuatu di dalam kubur.
Pelajaran Yang Dapat Dipetik Dari Ayat 6-11
1. Kekikiran adalah sifat buruk yang diakibatkan oleh cinta yang berlebihan terhadap harta.
2. Kesaksian manusia terhadap kekikirannya dapat terjadi di dunia, pada saat dia disentuh oleh kesadaran tentang buruknya kekikiran, karena penilaian tentang keburukan kekikiran adalah fitrah manusia dan bersifat universal. Namun, yang pasti kesaksian tersebut terjadi setelah kematiannya pada saat dia menyadari bahwa harta yang ditinggalkannya tidak berguna baginya lagi dan kedurhakaan telah mengantarnya kepada siksa.
3. Mencintai harta adalah naluri manusia sehingga dibenarkan agama. Yang dikecamnya adalah cinta yang meluap-luap terhadap harta, karena itu berpotensi menjadikan seseorang lupa daratan sehingga mengabaikan nilai-nilai agama dan budaya.
4. Segala yang dirahasiakan akan tebongkar di Hari Kemudian. Itu diilustrasikan seperti keadaan seorang yang membuka lemari ketika mencari sesuatu dengan tergesa-gesa. Keadaan serupa dalam bentuk yang lebih besar dan serius kelak akan terjadi di dalam kubur. Di sana, dibongkar dan dicari segala sesuatu disertai dengan ketergesagesaan membongkar serta kegelisahan siapa yang dibongkar isi hatinya untuk ditemukan detak-detik jantungnya serta apa yang terdapat dalam bawah sadarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar